
Moms, bagaimana cara mengatasi anak susah makan terampuh versi Anda?
Bagi para bunda yang selama bertahun-tahun belum pernah
sekalipun tersandung dilema ini, bersyukurlah.
Bagi saya pribadi, sulit menemukan jalan keluar dari
permasalahan ini ketika saya pertama kali mengalaminya.
Rasanya, saya sampai dibuat stres setengah mati gara-gara
kerewelan anak yang cenderung pemilih soal makanan.
Bagaimana tidak stres? Hati terasa dongkol melihat si kecil
yang dengan gigihnya menolak untuk disuapi, padahal ibunya sudah berjibaku di
dapur berjam-jam lamanya demi menyiapkan makanan tersebut.
Duh, pusing 'pala
Barbie. 💫
Selain itu, kejadian ini juga bikin saya panas-dingin.
Karena oh karena, menurut beberapa sumber, anak yang susah
makan cenderung berisiko mengalami kekurangan gizi dan nutrisi.
Akibatnya, pertumbuhan anak pula yang mesti dipertaruhkan!
Astaghfirullah, mana tega saya membiarkan buah hati saya
terkena dampak mengerikan seperti itu? 😢
Alhamdulillah, berkat masukan dari para ibu tangguh di
sekitar saya dan literatur-literatur bermanfaat yang saya jumpai di Internet,
sekarang saya sudah lumayan mahir dalam mengatasi drama anak susah makan, dong.
✌
Dan, di postingan kali ini, saya akan berbagi dengan
bunda-bunda sekalian mengenai cara-cara yang telah saya praktikkan.
Mudah-mudahan cara-cara yang menurut saya mujarab ini bisa
mengatasi stres pada ibu rumah tangga lantaran penolakan demi penolakan dari si
kecil.
Yuk, kita bahas satu-persatu cara mengatasi anak susah makan
versi saya.
1. Hadapi dengan Sabar

Sepertinya, apapun tantangan yang menghadang, para ibu senantiasa dituntut untuk menghadapinya dengan sabar.
Entah apa jadinya kalau stok sabar kita menipis ya, Moms?
Tapi, saya percaya, Anda adalah sosok ibu yang penyabar.
Bahkan, saya juga yakin stok sabar Anda melebihi banyaknya
air di samudera.
Dengan begitu, Anda usah mengomel panjang lebar hingga penat
karena anak tidak kunjung menelan makanan di mulutnya, seperti yang sering saya
alami. 💔
Dari pengalaman pribadi, dengan mengomeli anak, saya
bukannya dapat respons yang sesuai, eh, si kecil malah makin berontak tidak
karuan, dong.
Alamak, ini, sih, buang-buang energi namanya! 😵
Alhasil, entah sejengkel apapun perasaan saya kala menyuapi
anak, saya selalu mengingatkan diri sendiri untuk menahan amarah.
Daripada menyia-nyiakan tenaga saya untuk memarahi anak,
yang toh setelah mendapat omelan itu tidak juga serta-merta berubah secara
otomatis, lebih baik saya alihkan fokus saya pada bagaimana cara agar anak mau
makan.
Tentunya, ini lebih menghemat waktu dan menekan tingkat
frustrasi saya.
Pun, dengar-dengar, cara ini bukan cuma menguntungkan kita,
Moms.
Anak-anak rupanya rentan terjangkiti stres juga jika kita
terlalu keras menekannya.
Jadi, hindari membentak anak saat ia enggan makan.
Coba cara mengatasi anak susah makan lainnya untuk mendorong
kemauan anak secara natural, ya.
2. Ketahui Apa Sebab Anak Susah Makan

Sebetulnya, sebagai orang tua, terkadang kita seringkali mengabaikan perasaan anak-anak.
Hanya karena ia lebih muda, kita kerap meremehkan pendapatnya.
Moms, pernahkah Anda bertanya pada buah hati Anda, apa yang membuatnya enggan
makan?
Saya pernah melakukannya, dan saya terkejut mendengar
jawaban dari anak saya.
Usut punya usut, sebetulnya dia sedang tidak lapar, dong!
Duh, saya terlanjur pusing tujuh keliling memikirkan apa
penyebabnya.
Rupanya alasannya sesederhana itu.
Jangankan anak kecil, orang dewasa saja juga kerap sulit
makan, kok.
Ya mau bagaimana lagi kalau lapar itu belum menghampiri! Jika
dipaksa, yang ada justru timbul rasa eneg.
Betul 'kan, Moms?
Juga, bisa jadi anak Anda pilih-pilih makanan lantaran
ketakutan mereka terhadap "makanan" yang Anda sajikan.
"Takut" yang saya maksud di sini sendiri bisa
merujuk ke berbagai macam hal.
Barangkali, anak-anak takut melihat jumlah porsi makanan yang
terlalu banyak.
Atau, ia takut mencicipi makanan baru, yang mana warna,
aroma, dan penampakannya berbeda dari apa yang biasanya Anda sajikan.
Jika betul penyebabnya karena rasa asing tersebut, maka Moms
bisa mengakalinya dengan pelan-pelan mengenalkan makanan baru pada si kecil.
Secara bertahap saja melakukannya, Moms, agar anak terbiasa.
Begitu ia mau menerima makanan baru tersebut, barulah Anda
bisa mengenalkan jenis makanan baru lainnya.
Tapi, bisa jadi penyebab anak susah makan karena hal-hal
lainnya.
Dan, Anda patut waspada kalau salah satunya adalah karena hal-hal berikut:
- Diare
- Sembelit
- Esofagitis
- Intoleransi makanan
Kalau Anda khawatir anak Anda terserang salah satu dari
gangguan kesehatan di atas, jangan ragu memeriksakan anak ya, Moms.
Lebih cepat lebih baik, pastinya.
3. Sajikan dalam Porsi Kecil

Menyambung dari poin sebelumnya, saya senantiasa tanggap jika anak menunjukkan gelagat aneh saat saya menyodorkan piring ke hadapannya.
Saya tahu, kalau raut mukanya terlihat enggan, bisa jadi itu
karena porsi yang saya berikan terlalu banyak untuknya.
Biasanya, anak segera melahap apa yang saya berikan begitu
porsinya saya sesuaikan lagi.
Kalau Anda mengalami hal yang sama, cara mengatasi anak
susah makan yang satu ini layak untuk dicoba, Moms.
Sebagai orang dewasa, bukan hal aneh jika kita salah
mengestimasi seberapa besar ruang di dalam perut anak yang betul-betul cukup
untuk menampung makanan.
Belum lagi, kita juga kerap lupa apa-apa yang anak lahap
sebelum jam makan tiba.
Seringkali, saya suka kelewatan memberi camilan untuk anak
saya. 😅
Dan, anggapan saya, di perutnya masih ada ruang untuk
menampung makanan berat.
Eh, perkiraan saya salah besar, dong!
Akhirnya, saya kurangi banyaknya nasi, lauk, dan sayur yang
saya berikan pada anak.
Alhamdulillah, trik sederhana ini berhasil, Moms.
Agak-agaknya, saya perlu memikiran kembali soal pemberian
camilan pada anak.
Anda mungkin juga perlu melakukannya kalau Anda mencurigai
camilan adalah penyebab anak Anda susah makan. 😀
Umumnya, orang tua beranggapan anak akan kelaparan kalau
diberi makanan dalam porsi sedikit.
Tapi, hemat saya, ini bisa diatasi dengan memberikan anak
apa yang ia butuhkan dalam frekuensi yang lebih sering.
4. Hidangkan Makanan dengan Tampilan yang Menarik

Mungkinkah jika sedari kecil anak-anak mengerti soal konsep "dari mata turun ke hati"?
Menurut saya, sih, itu ada benarnya juga, Moms. 😅
Lebih-lebih lagi di usia yang sangat belia, anak-anak
gampang tertarik dengan segala sesuatu yang tampak mencolok secara visual.
Dan, untuk soal makanan, saya rasa prinsip yang sama juga
berlaku.
Memang, sih, butuh usaha ekstra untuk memasak makanan yang
kelihatan menarik di mata anak-anak.
Saya bahkan kudu mengubek-ubek Cookpad dulu semalaman,
mencari inspirasi resep kreatif untuk diolah keesokan harinya.
Tapi, sadarkah Anda betapa beruntungnya kita saat ini, Moms?
Orang dulu mesti belajar memasak dari buku resep.
Membaca penjelasan yang ada saja terkadang belum cukup untuk
membantu mereka dalam mengolah sajian yang enak. 😥
Sekarang, kita dimudahkan dengan adanya YouTube dan blog
resep di Internet.
Tinggal ketikkan kata kunci seperti "resep bento
enak" dan tunggu beberapa detik, voila,
jawaban yang kita butuhkan pun muncul!
Kalau dengan segala kemudahan ini Anda masih beralasan
"nggak bisa masak", cara lainnya, ya, dengan memesan dari jasa
katering.
Jadi kreatif sungguh melelahkan, tapi jika itu demi kebaikan
anak sendiri, ibu manapun pasti sanggup melakukannya.
Saya juga mulanya bukan tipe orang yang terlalu mementingkan
soal penampilan makanan, kok.
Tapi, kalau itu bisa meningkatkan selera makan anak, saya
rela bersusah-payah mengkreasikan aneka olahan yang rumit setiap hari deminya.
Beginilah hati orang tua.
Asal anak senang, saya juga senang. 😂
5. Libatkan Anak dalam Proses Penyajian Makanan

Boleh jadi anak-anak yang merasa takut dengan makanan asing di depanya mencurigai adanya sesuatu yang "aneh" di dalamnya.
Dan, meskipun kita sudah jelaskan hingga mulut berbusa kalau
itu adalah makanan terenak, tersehat yang pernah kita buat, sepertinya tidak
ada satupun yang bisa mengalahkan ketakutan anak kita, Moms.
Ya, kecuali satu: mengajaknya untuk turut menyiapkan
makanannya sendiri. 😉
Anak saya pun begitu.
Saya masih ingat wajah terkejutnya melihat spaghetti untuk pertama kalinya.
Kira-kira apa yang ada di benaknya saat itu, ya? 😅
Apakah ia mengira itu adalah cacing?
Bisa jadi! 😂
Sampai saya mengajaknya ke dapur, mengamati secara langsung
bagaimana sang chef mengolah spaghetti.
😏
Dari sana, ia akhirnya tahu bahwa itu bukan cacing, ataupun
benda menjijikkan lainnya yang perlu ditakuti.
Itu cuma makanan menyerupai mie yang terbuat dari tepung,
direbus dan dilumuri saus setelahnya!
Seeing is believing,
mungkin itulah cara kerja otak anak kita, Moms.
Maka lain kali, kalau Anda hendak mengenalkan makanan baru
pada buah hati Anda, ajak ia ke dapur dan suruh ia mengamati keseluruhan proses
memasak Anda.
Persilakan ia untuk mencicipi, agar ia tahu bahwa makanan
itu baik-baik saja dikonsumsi.
Dengan begitu, kecurigaan anak pun akan luntur sepenuhnya.
Tingkah laku dan cara berpikir anak yang unik sepertinya
tidak akan pernah habis membikin kita tercengang ya, Moms.
Ada saja segudang hal yang ia perbuat yang membuat kita
pusing tujuh keliling, termasuk kebiasaannya susah makan.
Selama kita mampu mencari tahu penyebabnya, selalu ada cara
mengatasi anak susah makan untuk mengembalikan selera makannya.
Moms, pernahkah Anda dipusingkan oleh perkara yang sama?
Lalu, apa trik Anda untuk menyelesaikan masalah tersebut?
Bagaimana hasilnya?
Bagikan cara mengatasi anak susah makan versi Anda di kolom komentar, ya, dan sampai ketemu lagi di postingan blog Diari Is lainnya. 👋
Tidak ada komentar:
Posting Komentar